Monday, July 31, 2006

William Sabandar: Manager Harus Turun ke Lapangan

Seiring dengan upaya untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan proyek pada tahun 2006, para manager diwajibkan turun ke lapangan untuk melakukan kontrol terhadap pelaksanaan proyek. Ada banyak kelemahan pengendalian pada tahun 2005, yang berakibat pada berbagai masalah seperti kualitas konstruksi dan kelemahan lainnya.
Pernyataan ini disampaikan Kepala BRR Perwakilan William P. Sabandar dalam rapat dengan para manager BRR Perwakilan Nias, di Kantor BRR Perwakilan Nias Gunungsitoli, Senin (31/7).
”Banyak kelemahan yang terjadi pada tahun 2005, karena kurangnya kontroling. Hal ini terjadi karena kurangnya para manager melakukan pengawasan dan pegendalian hingga ke lapangan, demikian tegas William Sabandar.
William juga mengingatkan, bahwa tidak akan ada toleransi terhadap pelanggaran. William menyatakan, bahwa dirinya sudah membicarakan dengan pihak penegak hukum, termasuk kepolisian untuk melakukan penindakan langsung, jika ada indikasi KKN. Untuk itu, baik manager, asisten manager dan staf setiap satuan kerja agar bekerja maksimal untuk kontrol dan pengendalian.
Berkaitan dengan hal ini William meminta agar setiap temuan dan kejanggalan yang terjadi di lapangan agar disampaikan ke dirinya dan diambil tindakan tegas.
”Saya mau agar, pada tahun 2006, tidak ada lagi masalah dengan kualitas pembangunan rumah dan konstruksi lainnya. Karena sistim dan kebutuhan organisasi kita makin siap. Saya juga tidak mau lagi ada rekanan yang dibayar penuh jika kualitas pengerjaannya buruk”, demikian tegas Willy.

Progress and Four Pillars Of Nias Reconstruction

http://progress-nias.blogspot.com

Tuesday, July 18, 2006

UE & World Bank Memuji BRR NAD-Nias

http://news-brr-nias.blogspot.com

Teknologi GIS di Nias

Geographical Information System (GIS) adalah teknologi informai geografis berupa data yang menjelaskan apakah sebuah fitur itu dan di manakah letaknya di bumi. GIS sendiri adalah sebuah system yang membantu manajemen berbagai macam informasi geografis, dengan cakupan data mengenai apa, di mana dan kapan.

Teknologi sampai ke Nias atas bantuan organisasi (NGO) Tomorrow’s Hope yang kini turut membantu program rehabilitasi dan rekonstruksi pendidikan di Nias, serta National University of Singapore dan Singapore Red Cross. Total bantuan ini sebesar 50.000 US Dollars. Pelaksanaan program bantuan ini bekerjasama dan dikoordinasikan dengan BRR Perwakilan Nias.

Dua orang professor Dr. Wang Yi-Chen, Dr. Feng Chen-Chieh dan seorang mahasiswa dari Department of Geography National University of Singapore, bersama dengan Lim Chee Peng memperkenalkan GIS kepada BRR dan beberapa perwakilan NGOs di Kantor BRR Perwakilan Nias, Selasa (18/7).

Menurut Lim Chee Peng, ide mendatangkan teknologi GIS ini setelah melihat sulitnya melaksanakan koordinasi pemberian bantuan pada saat emergency pasca bencana gempa 28 Maret 2005 di Nias. “Pada masa emergency, saya melakukan kunjungan untuk memberikan bantuan di Nias selama 4 hari. Saya melihat terjadi kesulitan besar melakukan koordinasi dalam pemberian bantuan. Inilah ide awal mendatangkan GIS di Nias”, demikian tutur Lim Che Peng.

Program GIS memadukan 3 macam teknologi yaitu, Global Positioning System sebagai teknologi yang membantu kita mengetahui posisi kita di muka bumi dengan bantuan satelit. Remote Sensing – teknologi untuk mengambil foto permukaan bumi yang detil dan akurat. Geographical Information System, yaitu piranti lunak yang memperbolehkan kita untuk memadukan data yang diperoleh dari kedua teknologi teersebut di atas, supaya menjadi sebuah data peta yang terbagi menjadi beberapa lapis.

GIS adalah sebuah system terdiri dari 5 perangkat utama, yakni software, hardware, spatial data, personnel dan prosedur. Jadi, GIS bukanlah sekadar piranti lunak seperti halnya Microsoft Windows, tetapi sebuah system yang ditunjang oleh berbagai unsur.

Misalnya, mengenai prosedur berupa protocol standard yang diperlukan supaya GIS boleh beroperasi dengan baik dengan memadukan berbagai macam data, seperti data lokasi sekolah, jumlah murid, dan kondisi bangunan. Selain itu, seperti adanya personil yang handal untuk penggunaan system secara benar ketika melakukan input-processing dan output data.

Manfaat GIS
GIS bias digunakan untuk keperluan perencanaan dan tata desa. Dengan GIS kita bias menentukan lokasi paling baik untuk sebuah sekolah, halte ataupun pemadam kebakaran, berdasarkan keberadaan jalan maupun kedekatan dengan daerah yang berpenghuni.

Selain itu, GIS juga dapat digunakan untuk memprediksi pergerakan asap akibat kebakaran hutan atau asab limbah beracun. GIS juga bisa digunakan untuk memprediksi perkembangan daerah berpopulasi tinggi, yang membantu perencanaan pembangunan fasilitas public.

Untuk daerah rawan bencana gempa seperti Nias, GIS sangat bermanfaat, karena bisa digunakan untuk menjelaskan dampak-dampak dari sebuah bencana ala terhadap suatu daerah. Melalui pendataan yang cepat dari lokasi bencana, kita bias memperoleh sebuah peta baru yang menunjukan pergeseran-pergeseran yang terjadi akibat gempa tersebut. Selain itu, GIS dapat digunakan untuk menyimpan data lokasi dan kondisi instalasi seperti gardu listrik PLN, pompa air PDAM, Puskesmas, pompa bensin dan lokasi gedung-gedung pemerinthan.

Kepala BRR Perwakilan Nias William Sabandar menyampaikan terima kasih atas bantuan teknologi tinngi ini dan mengharapkan agar diberikan pelatihan yang cukup terutama kepada aparat Pemda yang akan menggunakannya pada masa mendatang.

William Sabandar: Jadikan ‘Good Governance’ Dasar Proses Rekonstruksi

Kepala BRR Perwakilan Nias menyeruhkan agar tata pemerintahan yang baik (good governance) dijadikan sebagai dasar dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi. Hal ini disampaikan saat membuka kegiatan seminar Tata Pemerintahan yang Baik oleh BRR Perwakilan Nias di Wisma Soliga, Gunungsitoli-Nias, Selasa 18 Juli 2006. Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 50 peserta dari unsur Pemda dan pengusaha local (jasa konstruksi).

Tata pemerintahan yang baik dapat mengatasi masalah korupsi serta berbagai hambatan birokrasi yang antara lain mengakibatkan ekonomi biaya tinggi. “Seminar ini menjadi forum bersama untuk melihat berbagai isu terkait good governance dan bersama-sama menelorkan rekomendasi kepada semua stakeholder, mengenai upaya-upaya yang dapat dilakukan”, demikian penjelasan Willy

Menurut Willy, pendekatan tata pemerintahan yang baik harus bersifat holistik, jadi tidak hanya tata hanya dilakukan oleh BRR. Mekanisme pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi dibuat dengan asumsi menjamin pelaksanaan yang baik dan benar. Tetapi, asumsi ini bisa terbalik, jika terjadi berbagai bentuk pelanggaran dan salah urus.

“Seorang teman dari ADB, setelah melihat berbagai masalah dalam rekonstruksi, pernah mengusulkan agar BRR menyerahkan saja langsung pelaksanaan kegiatan kepada penerima bantuan, tidak perlu melalui kontraktor/jasa konstruksi. Padahal, mekanisme hubungan kerja sama dengan jasa kontruksi karena adanya asumís jasa konstruksi memiliki kompetensi profesional yang menjamin pelaksanaan kontruksi dengan baik. Asumsi terbalik ini menunjukan ada yang salah”, demikian ungkap Willy.

Prinsip-prinsip good government
Tehcnical Advisor Bidang Pemerintahan BRR Perwakilan Nias, Keith Morgan menjelaskan 4 prinsip dalam good government. Pertama: prinsip akuntabilitas, yaitu menyangkut pertanggungjawaban yang ditunjukan dengan kriteria-kriteria yang jelas dan terukur.

Kedua: kepastian, yaitu mengenai prosedur, aturan-aturan dan standard yang jelas. Ketiga: partisipasi dan terakhir, transparan tau berkaitan dengan data dan informasi yang akurat dan terbuka.

Seminar ini juga menghadirkan Asisten Perumahan dan Tata Ruang BRR Perwakilan Nias Dr. T Nirartha Samadhi (Koni) yang mempresentasikan good government dalam proses reonstrksi perumahan.

Para peserta seminar kemudian dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok akuntabilitas dan kepastian serta kelompok partispasi dan transparansi. Pada bagian akhir seminar masing-masing group melaporkan isu dan usulan rekomendasi program.

Monday, July 17, 2006

Ramli Ibrahim: Segera Laksanakan WASKAT

Dalam rangka tugas pengendalian manajemen dan internal audit, Sekretaris BRR NAD-Nias Ramli Ibrahim mengadakan kunjungan ke Nias, Senin 17 Juli 2006. Pertemuan dengan Kepala BRR Perwakilan Nias William Sabandar, para manager dan satker diadakan di ruang pertemuan BRR Nias, dan kemudian disusul pertemuan terbatas dengan beberap satker dan manajer.

Ramli menekankan pentingnya kontrol internal, dimana para manajer bertanggungjawab melaksanakan pengawasan. Para manajer mengawasi satker dan staf manajer dan para Kasatker mengawasi staff, seperti bendahara, panitia pengadaan dan para kontraktor.

Waskat
Pengawasan Melekat (Waskat) sangat pentig untuk diterapkan segera. Waskat adalah bagian dari manajemen organisasi yang diatur dengan undang-undang. Sebagai bagian dari manajemen oranisasi, maka waskat meliputi proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dan meminta tanggungjawab struktural organisasi untuk bertanggungjawab terhadap proses dan struktur pengawasan secara internal.

Dalam rangka waskat dimaksud, Ramli menakankan pentingnya audit internal perbulan yang dilakukan oleh atasan langsung. Selain itu, ditekankan pentingnya membuat laporan rutin dan catatan-catatan pengelolaan keuangan.

Untu mengurangi adanya temuan-temuan oleh auditor, Ramli meminta agar para manajer dan Kasatker memahami kebijakan-kebijakan dan aturan-aturan. Juga diminta agar, para Kasatker meminta pendapat orang lain jika kurang paham atau ragu-ragu mengambil kebijakan tertentu.

Dewan Pengarah BRR Kunjungi Nias

Dewan Pengarah BRR menurut rencana akan mengunjungi Kepulauan Nias dan mengadakan pertemuan dengan BRR Perwakilan Nias di Gunungsitoli, Senin (17/7).

Rombongan Dewan Pengarah juga akan melakukan perjalanan ke berbagai lokasi proyek BRR di Nias maupun Nias Selatan.

Badan pengurus BRR NAD-Nias terdiri dari Dewan Pengarah, Dewan Pengawas dan Badan Pelaksana.

Saturday, July 15, 2006

Penanganan Pengungsi & Bandara

http://news-brr-nias.blogspot.com

Pembekalan Tim Sosialialisasi BRR Nias

Gunungsitoli, 15 Juli 2006
Public Information Center (PIC) BRR Perwakilan Nias menyelenggarakan pembekalan kepada Tim Sosialialisasi BRR Perwakilan Nias di aula kantor BRR Perwakilan Nias,Sabtu 15 Juli 2006.

Selama sehari, ke-25 peserta dari total 35 orang tim sosialisasi yang akan direkrut mendapat pemaparan dari para manager di lingungan BRR Perwakilan Nias mengenai visi dan misi BRR secara keseluruhan maupun strategi pelaksanaan per sektor. Pada sesi pertama, Manager Infrastruktur Ir. Siduhu Aro Dachi memberikan pemaparan mengenai peran dan strategi pengembangan infrastruktur serta berbagai isu seputar pelaksanaan straegi rekonstruksi pada bidang ini. Setelah itu dialnjutkan dengan presentasi dari Tehcnical Advisor Jalan dan Jembatan Agus Suroso mengenai pelaksanaan proyek-proyek jalan dan jembatan.

Pada sesi selanjutnya akan berbagai sektor lain akan ambil bagian seperti untuk topik Build Back Better oleh T. Nirartha Samadhi (Koni), pengembangan sarana dan prasarana oleh F. Mendrofa, sektor ekonomi oleh Fenueli Zalukhu, pendidikan oleh Fence Lase dan informasi oleh Emanuel Migo.

Pada akhir sesi akan dilakukan diskusi dan penandatanganan pakta integritas dan sekaligus pernyataan kesetujuan menjadi anggota Tim Sosialisasi BRR Perwakilan Nias.

Tim Sosialisasi BRR Perwakilan Nias terdiri dari wartawan, aktivis LSM, aktivis Mahasiswa, tokoh pemuda dan dosen. Anggota tim sosialisi akan melaksanakan tugasnya sebagai perantara antara BRR Perwakilan Nias dan masyarakat. Program yang akan dilaksanakan oleh tim antara lain memfasilitasi pelaksanaan kegiatan Sosialisasi dan Koordinasi di Kecamatan di Nias maupun Nias Selatan.

Pada tahun 2006, setidaknya 20 kecamatan akan diadakan Sosialisasi dan Koordinasi.

Tuesday, July 11, 2006

DPR RI: Masyarakat Nias Harus Mendukung BRR

Gunungsitoli, Sabtu 18 Juli 2006
Tim Pengawasa Rekonstruksi Aceh Nias DPR RI, menyerukan agar masyarakat Nias mendukung peran BRR dalam rangka rehabilitasi dan rekonstruksi di Nias. Pernyataan ini disampaikan dalam pertemuan DPR RI dengan tokoh masyarakat dan LSM Kab. Nias di Pendopo Bupati, Gunungsitoli, Sabtu (18/7).

Para anggota DPR RI yang mengadakan pertemuan ini antara lain Yasona Laoli, Yusuf Perdamaian dan Nursuhud. Sementara dari masyarakat, antara lain N. Hondo (tokoh masyarakat/mantan Sekda Nias), Datuk Sati (tokoh Muhamadiya), Tapak Wong (tokoh masyarakat Budha) dan beberapa tokoh LSM lokal. Turut hadir Bupati Nias Binahati Baeha.

Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar dan Syarfi Hutauruk yang turut dalam rombongan kunjungan DPR RI ke Nias telah kembali ke Jakarta sehari sebelumnya, karena ada kesibukan lain yang mendesak. Mereka hanya sempat melakukan kunjungan ke beberapa lokasi proyek di Gunungsitoli dan melakukan pertemuan dengan BRR dan pemda Nias.

Yanona Laoli menyatakan, para tokoh-tokoh masyarakat Nias agar memberikan dukungan kepada BRR. Hal ini sangat penting karena jika tidak, maka kesempatan pembangunan Nias akan berlalu begitu saja.
”Saya juga terima beberapa LSM yang mengadu ke DPR. Ada di antara mereka sampai minta BRR dibubarkan. Kita tidak sampai di situ. Ini berlebihan”, demikian tegas anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI yang merupakan putra asli Nias.

Menurut Laoli, kehadiran BRR di sini, semacam blessing indisquise yang harus dimanfaatkan sebaik2 mungkin. Kalau mau kritik terhadap BRR, kritiklah yang obyektif sehingga terjadi perbaikan-perbaikan. Kritik yang tidak obyektif dapat saja beresiko mengurangi dukungan pembangunan kembali Nias. "Kami concern dengan perbaikan-perbaikan kalau memang ada, bukan sebaliknya", demikian Laoli.

Jangan salahkan BRR tapi dosanya ada di kita
Sementara itu Yusuf Perdamaian menyatakan agar jangan terus menyalahkan BRR padahal dosanya ada pada kita. Seperti dicontohkan masalah tata ruang. Pemda ternyata tidak melakukan tugasnya dengan baik. Hal ini sering terjadi, termasuk di Banda Aceh.

"Saya sering menerima laporan miring, tetapi ketika saya ngecek ke lapangan terrnyata saya harus mngecam diri sendiri. Apa yang dilaporkan ternyata bertentangan dengan kenyataan di lapangan. Jadi, kami minta agar tidak ada yang membalikan fakta kemajuan rekonstruksi yang ada", demikian Yusuf.

Yusuf menambahkan, "Masalah justru sering timbul dari masyarakat. Misalnya, proyek pembangunan rumah di Nias Selatan. Tanah sudah sepakat dibeli masyarakat, eh tiba-tiba dipersoalkan lagi. Mengenai rumah yang retak-retak, ternyata dibangun oleh Kepala Desa. Saya sudah minta agar BRR tidak membayar", kata Yusuf dengan nada kesal.

Menurut Yusuf, pengusaha lokal mestinya malu membadan membangun rumah sembarangan.Karena mestinya rumah dibangun dengan baik, karena rumah yang dibangun untuk keluarga sendiri dan sanak famili sendiri.

Selain itu Yusuf menyatakan agar kritik kepada BRR harus obyektif. Kritik. Kritik yang membangun dan jangan dibolak-balik.Kalau ada masalah korupsi, tulis surat saja DPR RI, biar DPR RI meminta BPK dan BPKP memeriksa BRR. Jangan terus baru curiga, lantas berkoar-koar di media massa.

Menurut Yusuf, menyalahkan BRR tidak akan merubah nasib masyarakat. Masyarakat Nias harus menyadari, masyarakat sendiri yang harus bekerja untuk memperbaiki nasib sendiri.

"Tentang BRR, kita berkomitmen untuk mengawasi tetapi tolong jangan sembarangan kritik. Kami mendapat laporan berbagai LSM mengenai BRR, kenyataannya ketika kami kunjungi Nias, kami saksikan begitu banyak rumah yang sudah dibangun, jalan yang sudah dibangun, rumah sakit, jembatan, dan lain-lain . Apa yang ada sudah 10 kali lebih baik dari yang saya kira. Nah, kalau kritik semacam ini terus, bagaimana Nias mau maju?", tanya Yusuf sambil mengajak agar masyarakat mari bersama membangun Nias yang lebih baik ke depan, bukan mencari-cari kesalahan.

Friday, July 07, 2006

Ir. Siduhu Aro Dachi Direktur Operasi Nias Selatan


Kepala BRR Perwakilan Nias William Sabandar mengumumkan perubahan organisasi di lingkungan BRR, yaitu pembentukan dua direktur operasi yang membawahi para manager dan satker di Nias dan Nias Selatan. Pemngumuman ini disampaikan dalam rapat internal, Jumat (7/7) jam 8.00 WIB, di Kantor BRR Perwakilan Nias, Sifalate Gunungsitoli Nias.

Wiliam Sabandar juga mengumumkan Siduhu Aro Dachi sebagai Direktur Operasi untuk Nias Selatan. Putra asli Nias Selatan yang kini menjadi manager infrastruktur dan Kasatker Sungai dan Pengendalian Banjir ini akan membawahi 4 bidang/satker, yaitu bidang perumahan/pemukiman, infrastruktur, ekonomi, kelembagaan.

Terkait dengan penugasan baru ini, William minta agar siduhu mempersiapkan orang-orang yang akan menjadi staf di Nias Selatan. perekrutan agar obyektif dan menghindari dalam lingkup keluarga. "Pak Dachi agar mulai mempersiapkan peerekrutan staf, tetapi harus obyektif dan hindari dari lingkungan keluarga", demikian tegas William, sambil menambahkan kalau perekrutan staf jangan banyak dan kalau bisa direkrut dari staf BRR yang sudah ada.

William juga menegaskan agar setiap staf yang akan direkrut di Nias Selatan harus dikonsultasikan dengan dirinya. Terkait dengan penugasan baru ini maka Siduhu Dachi juga diminta melepas jabatan Kasatker.

Dalam struktur organisasi baru ni, fungsi manager bidang koordinasi, seperti PIC dan Operation Center yang sekarang berlangsung juga meliputi Nias Selatan. Sedangkan untuk urusan internal akan ada procurement unit sebagai satu unit pelayanan bagi seluruh satker.

Thursday, July 06, 2006

Kunjungan Lapangan DPR RI

Anggota DPR RI terdiri antara lain Muhaimin Iskandar (wakil Ketua DPR/Pimpinan Rombongan)dan Syarfi Hutauruk tiba di Bandara Binaka Nias, Kamis (6/7) menggunakan pesawat Merpati Nusantara.

Rombongan disambut oleh Kepala Perwakilan BRR Nias William Sabandar, Bupati Nias Binahati Baeha dan para manager BRR Nias. Begitu sampai di Binaka, Kasatker Perhubungan BRR Poltak Gordon langsung mempresentasikan pembangunan Bandara Binaka dan juga keterangan mengenai pembangunan Bandara Lasondre di Pulau Tello.
Setelah itu rombongan menuju Gunungsitoli dan mengunjungi perumahan BRR di Kelurahan Ilir, Posko Pengunsi Polres, Rumah Sakit Gunungsitoli dan perumahan sementara Olora.

Besok, Jumat (7/7) rombongan DPR RI akan menuju ke Teluk Dalam Nias Selatan. Selama perjalanan menuju Nias Selatan, rombongan akan meninjau rekonstruksi jembatan idanagawo dan perumahan desa Hiliganowo. Di Nias Selatan rombongan direncanakan meninjau lokasi perumahan di Botohilitano dan meninjau bantuan ekonomi bagi masyarakat di sana.

Rombongan aan kembali ke Gunungsitoli pada hari itu juga.

Wednesday, July 05, 2006

Pembentukan Tim Monitoring Terpadu

BRR Nias membentuk Tim Monitoring Terpadu dalam rangka monitoring kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi di Kepulauan Nias. Tim ini terdiri dari Agus Suroso sebagai Ketua Tim Agus Suroso, Wakil Ketua James Hartley, Sekretaris Koni Samadhi dan anggota Emanuel Migo, Uli Tambun, Helmut Dachi, perwakilan SAK, SPI dan PMCS. Tim Koordinasi Terpadu ini terbentuk melalui SK Kepala Perwakilan Nias William Sabandar.

Rapat pertama diselenggarakan pada Selasa (3/7) di Kantor BRR Perwakilan Nias, Gunungsitoli Nias. Rapat pertama ini membicarakan berbagai hal seputar sistem dan mekanisme kerja serta hasil yang diharapkan dari tim ini.

Rapat sepakat perlu diperjelas mekanisme kerja dan apa yang diharapkan dari tim. Untuk itu diharapkan agar sekali lagi diadakan rapat untuk membahas mekanisme dan sistem kerja dimaksud. Untuk itu Agus Suroso diharapkan menyiapkan draft konsep tim.

Kunjungan Media Ke Nias


GS, Agenda.
Lima orang wartawan dari lima media nasional mengunjungi Nias dan Nias Selatan, tanggal 27-30 Juni 2006. Kelima media nasional tersebut adalah The Jakarta Post, Investor Indonesia, Sinar Harapan, Gatra dan Bisnis Indonesia.
Kedatangan wartawan dari Jakarta ini untuk meliput kemajuan rekonstruksi di Nias dan Nias Selatan serta meliput potensi pengembangan ekonomi Nias lebih lanjut.

Daerah yang dikunjungi adalah kawasan wisata Sorake dan Desa Adat Bawomataluo. Wartawan juga sempat mengunjungi lokasi proyek perumahan BRR di Bukit Sorake serta wawancara dengan Pemda dan DPRD Nisel.

selain itu rombongan wartawan juga mengunjungi lokasi proyek perumahan BRR di Dahana Gunungsitoli, lokasi TS Olora dan ke Lahewa untuk meliput proyek infrastruktur jalan, jembatan, pelabuhan dan watsan.

Rapat Staf BRR Mempersiapkan Kunjungan DPR RI

Dalam rangka persiapan kunjungan lapangan DPR RI ke Nias, staf BRR Nias terdiri dari para manager, asisten manager dan Kasatker mengadakan rapat untuk mempersiapkan penerimaan kunjungan lapangan DPR RI ke Nias dan Nias Selatan, pada hari Rabu (5/7) di kantor Perwakilan BRR Nias, Gunungsitoli.

Rombongan DPR RI terdiri dari 6 orang anggota DPR, Muhaimin Iskandar (Wakil Ketua DPR RI/Ketua Tim), Syarfi Hutauruk, Yasonna laoly, Nursuhud, Taufan Tampubolon, Yusuf Pardamean. Termasuk dalam rombongan adalah 4 orang Tim Asistensi, Rahayu setya Wardani, Dr. Ujianto Singgih, Indra Pahlevi dan Haryanti.

Rombongan DPR RI akan tiba di Bandara Binaka dengan pesawa Merpati pada Kamis 6 Juli 2006. Mengjungi beberapa proyek di Nias dan Nias Selatan, pertemua dengan Pemda Nias dan Nias Selatan serta pertemuan khusu dengan BRR pada Sabtu, 8 Juli 2006 jam 11.00-12.30 di Gunungsitoli. Kembali ke Jakarta melalui Bandara Binaka, pada Sabtu 8 Juli 2006 jam 15.00.

Rapat Staff BRR Nias membicarakan lokasi kunjungan lapangan, antara lain SMP Negeri 2 Gido, TS di Sifalaete, Rumah Adat di Tumori, Dermaga Sementara di Gunungsitoli, Rumah BRR di Dahana, Rumah Sakit Gunungsitoli, Bantuan Ekonomi Industri Batubata di Gamo Km 6 Gunungsitoli.

Selain itu juga dibicarakan mengenai teknis peyambutan di Bandara Binaka di mana para manager Risman Simanjuntak, Sufiet, Yunus Situmrang, Siduhu Aro Dachi, Fence Lase, Emauel Migo dan Bona Tobing diharapkan menjemput ke Bandara Binaka. BRR akan mempersiapkan 3 mobil, yaitu 2 strada dan 1 buah kijang. Sementara Pemda Nias diharapkan menyiapkan 1 bus pemda.

Mengenai penginapan, 5 orang di Pendopo Bupati dan sisanya di Hotel Dian Otomosi. Akomodasi ditanggung oleh BRR.

Yunus Situmorang sebagai pimpinan konvoi selama kunjungan. Teuku Edward David sebagai traffic (kendaraan). Poltak (Kasatker Perhubungan) untuk memberi penjelasan mengenai rekonstruksi bandara Binaka maupun Lasondre.

Nias Selatan (7 Juli 2006)
Pada hari kedua rombongan mengunjungi Nias Selatan. dalam perjalanan menuju Teluk Dalam, rombongan mengunjugi proyek jembatan Idanagawo, SDN Hiliweto km 24, Perumahan di Hilinagawo, bantuan peralatan pertanian & perikanan di pelabuhan Teluk Dalam, TS km 2 Desa Hiliana'a Teluk Dalam, Puskesmas Lahusa, perumahan di Botohilitano dan perumahan NGO.

Koordinasi dengan Pemda
Dalam rangka koordinasi dengan Pemda, malam ini (Rabu, 5/7) beberapa manager Yunus Situmorang, Fence Lase dan Mendrofa akan menemui Bupati Nias Binahati Baeha. Pertemuan ini sesuai dengan undangan bupati.

Acara penerimaan harus dikoordinasikan dengan baik antara BRR dengan Pemda. Meskipun demikian, BRR harus mempersiapkan dengan baik, tidak perlu menunggu Pemda.