Wednesday, August 29, 2007

BRR Adakakan Workshop Pengembangan Puskesmas Plus


Koordinator ETESP Kesehatan Nias sedang menyampaikan paparan


BRR Perwakilan Nias menyelenggarakan Workshop dan Sosialisasi Pengembangan Puskesmas Plus di Kabupaten Nias dan Nias Selatan. Kegiatan ini diselenggarakan di Pendopo Bupati Nias, Rabu (29/8). Peserta kegiatan ini adalah Dinas Kesehatan, Kepala Rumah Sakit danPuskesmas di Nias dan Nias Selatan.

Kegiatan yang secara resmi dibuka oleh Wakil Bupati Nias Temazaro Harefa ini adalah bagian dari program Rehabilitasi dan Rekonstruksi sector kesehatan di Nias dan Nias Selatan, terutama terkait dengan pilar pengembangan manajemen pelayanan kesehatan.

Temazaro Harefa dalam sambutannya menyatakan berterima kasih atas upaya pengembangan kesehatan di Nias. Ia menyatakan masyarakat Nias sangat beruntung, selain para dokter Nias yang telah dikirim menempu studi specialis, baru-baru ini BRR juga telah mengirim 14 orang tamatan SMA untuk studi lanjut dalam bidang kesehatan di Univertas Gajah Mada Jogjakarta.

“Banyaknya anak-anak Nias yang menmpuh pendidikan di Universitas Gajah Mada ini adalah sesuatu yang sebelumnya tidak kami bayangkan. Kami menyampaikan terima kasih atas kerja keras pihak BRR”, demikian ungkap Temazaro Harefa sambil memuji penasehat teknis BRR Perwakilan Nias dr. Astrid Kartika yang telah berjuang keras memfasilitasi pengembangan kesehatan di Kepulauan Nias.

Sementara itu, Seretaris Daerah Nias Selatan J.W Dachi mewakili Bupati Nias Selatan dalam sambuatan pembukaan menyatakan harapannya agar program revitalisasi sektor kesehatan benar-benar terealisasi. Dia juga mengharapkan agar dokter-dokter yang terlibat dalam program ini dapat terjun hingga ke desa-desa.

Kegiatan Workshop ini meghadirkan pembicara dari Earthquake and Tsunami Emergency Support Project (ETESP) dan Support Community Health Services (SCHS) dari Jakarta. ETESP adalah program bantuan Aceh dan Nias yang didukung oleh Asian Development Bank (ADB). Sedangkan SCHS adalah tim untuk mendukung pelayanan kesehatan komunitas yang didukung oleh Uni Eropa.

“Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat program kesehatan Nias dan Nias Selatan dan agar pengembangan sector kesehatan tetap sasaran dan bermanfaat seluas-luasnya bagi masyarakat di Kepualaun Nias”, demikian ungkap Manager Perencanaan, Anggaran dan Hubungan Donor Heracles Lang, yang menyampaikan sambutan mewakili Kepala BRR Perwakilan Nias.

Sementara itu, Penasehat Teknis bidang Kesehatan BRR Perwakilan Nias dr. Astrid Kartika menjelaskan bahwa strategi pengembangan kesehatan di Nias dilaksanakan dengan metode berjenjang. Jenjang pertama adalah mengembangkan rumah sakit rujukan, dimana RSU Gunungsitoli dipersiapkan untuk itu.

Sedangkan Puskesmas Rawat Inap Plus sebagai lapis kedua rujukan, yang menerima rujukan dari Puskesmas di sekitarnya. Astrid menambahkan terdapat 11 Puskesmas yang yang dikembangkan untuk itu, yaitu 6 di Nias yakni Lahewa, Alasa, Awa’ai, Mandrehe, Gunungsitoli dan Hiliweto Gido. Sedangkan di Nias Selatan ada 5 Puskesmas yaitu Lahusa, Teluk Dalam, Lolowa’u, Tello dan Gomo.

Monday, August 27, 2007

Tiga Koperasi/LKM Nias Mendapat Bantuan Modal dari BRR

*Total Bantuan LKM/Koperasi Nias Mencapai 6,1 Milyar

Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Distrik Nias, hingga saat ini telah mengucurkan bantuan permodalan langsung sebesar Rp. 6,1 milyar kepada 11 Lembaga Keuangan Mikro (LKM)/Koperasi yang ada di kabupaten Nias. Pada tahun 2005 dan 2006 Bantuan Langsung Tunai (BLT) diberikan kepada 8 LKM/Koperasi, sedangkan tahun 2007 kepada 3 LKM/Koperasi.

Pada hari Senin (27/8) di Gunungsitoli Nias, BRR mengucurkan modal bergulir melalui tiga koperasi yang dianggap paling memenuhi syarat. LKM/Koperasi yang mendapatkan bantuan pada tahun 2007 ini adalah Koperasi Serba Usaha (KSU) Faohetanga dari Desa Siforoasi Kecamatan Afulu, KSU Bina Bersama dari Desa Mazingo Kecamatan Alasa Talumuzoi dan Koperasi Wanita Melati dari Kelurahan Pasar Kota Gunungsitoli.

“Bantuan ini diberikan untuk menggerakan roda perekonomian masyarakat Nias, melalui pemberian modal kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) “, demikian ungkap Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) BRR Distrik Nias Imanuel Zega, di sela-sela acara Penandatanganan Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan (SPPB) kepada tiga koperasi dimaksud, di Gedung Serbaguna Hosiana Gunungsitoli, Senin (27/8)

Sementara itu Manager Ekonomi BRR Distrik Nias Otniel Waruwu menjelaskan bahwa ketiga koperasi tersebut masing-masing mendapat bantuan sebesar Rp 250 Juta. “Secara keseluruhan, sejak tahun 2005 hingga 2007, BRR telah mengucurkan dana kepada LKM/Koperasi sebanyak Rp.6,1 milyar. Dana ini disalurkan melalui 11 LKM/koperasi di wilayah Kab.Nias”, demikiam ungkap Waruwu.

Menurut Waruwu, ke-11 LKM/Koperasi tersebut lolos seleksi karena memenuhi syarat sebagai penerima bantuan. Kriteria penilaian bagi LKM/Koperasi untuk mendapatkan bantuan adalah memiliki administrasi yang dikelola dengan baik. Memiliki laporan atau keterangan rapat tahunan anggota koperasi selama dua tahun terakhir dan belum pernah menerima bantuan sebelumnya.

Untuk melangsungkan kegiatan usaha koperasi tersebut lanjut Waruwu, pihaknya telah melaksanakan berbagai kegiatan pembinaan melalui pelatihan pelatihan. Disinggung soal pengembalian, Waruwu mengatakan, untuk tahun pertama bebas cicilan. Setelah itu selama tujuh tahun ke depan akan menyicil sebesar 1-1,5 persen.

Sementara itu, Konsultan PPK Koperasi/UKM Perdagangan Nias Agus Sarumaha menambahkan, dana yang telah terkumpul seluruhnya nantinya direncanakan dikelola melalui sebuah lembaga dengan nama Nias Mikro Finance (NMF) yang berbasis koperasi sekunder atau dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT).


Informasi lebih lanjut hubungi:
Eddy Lase (Staff Komunikasi Distrik Nias)
Hp. 085296712820 atau Telp (0639) 22174

Tuesday, August 21, 2007

Gedung RSU Gunungsitoli Fase I dan II Senilai Rp. 23,5 Milyar Akan Diserahkan Kepada Pemkab Nias


Bangunan Fase I RSU Gunungsitoli


*Acara Penyerahan Akan Dihadiri Menkes dan 3 Duta Besar

Rumah Sakit Gunungsitoli Nias yang hancur dan porak poranda akibat bencana gempa bumi 28 Maret 2005 telah dibangun kembali oleh berbagai negara/lembaga donor dan akan diserahkan pengelolaannya kepada Pemerintah Kabupaten Nias. Bangunan rumah sakit yang akan diserahkan adalah bangunan gedung beserta fasilitasnya yang telah selesai dikerjakan pada fase I dan II.

Demikian keterangan Kepala BRR Perwakilan Nias William P. Sabandar, PhD didampingi oleh Manager Komunikasi Emanuel Migo, kepada pers di Gunundsitoli-Nias, Selasa (21/8).

Menteri Kesehatan RI dan 3 Duta Besar direncanakan hadir dalam acara penyerahan gedung tersebut serta peletakan batu pertama pembangunan fase 3. Ketiga duta besar yang diundang adalah Duta Besar Malaysia, Duta Besar China dan Duta Besar Jepang.

Kegiatan penyerahan RSU Gunungsitoli ini menurut rencana akan dilaksanakan pada 5 September 2007 mendatang. Pada saat bersamaan juga dilaksanakan kegiatan peletakan batu pertama pembangunan fase III.

William menjelaskan, berdasarkan master plan revitalisasi RSU Gunungsitoli yang dibuat secara sukarela oleh MERCY Malaysia, pembangunan akan dilaksanakan secara bertahap hingga fase 4. Total dana yang digunakan mencapai Rp. 85,5milyar. MERCY Malaysia juga merupakan koordinator pembangunan gedung RSU Gunungsitoli sejak proses penyusunan master plan sampai dengan pembangunan Fase 3.

Pembangunan fase 1 gedung RSU Gunungsitoli menghabiskan dana sekitar Rp 10 M dan merupakan donasi dari MERCY Malaysia. Sedangkan pembangunan gedung fase 2 sebesar Rp 13.5 M merupakan donasi dari pemerintah China melalui BRR RANTF(Recovery of Aceh and Nias Trust Fund) .

Pembangunan gedung fase 3 sebesar Rp 37 M yang akan dimulai, merupakan donasi dari Pemerintah Jepang melalui JICS. Sementara fase 4 yang diperkirakan menelan biaya sebesar Rp 25 M masih belum mendapatkan komitmen dari pihak manapun. BRR sedang mengusahakan agar Pemerintah Jerman dapat terlibat pada fase akhir ini.

Revitalisasi Kesehatan Nias
Menurut William P. Sabandar yang adalah doktor dalam bidang transportasi dari University of Canterbury, New Zealand, selain kerusakan fisik akibat gempa,, RSU Gunungsitoli juga memiliki banyak kekurangan, terkait dengan lemahnya kapasitas SDM serta manajemen dan pelayanan.

“BRR melihat pentingnya melakukan revitalisasi RSU Gunungsitoli dari keseluruhan aspek, melalui 4 pilar yaitu, revitalisasi fasilitas rumah sakit (gedung dan peralatan). Revitalisasi SDM serta pengembangan manajemen RS dan, pengembangan sistem pelayanan RS”, demikian William.

Ia lebih lanjut menyatakan bahwa program ini merupakan usaha yang sama sekali tidak mudah dan memerlukan pembiayaan yang tidak sedikit. Untuk itu BRR NAD Nias sedari awal bekerja sama dengan pihak – pihak yang memiliki kepedulian dan perhatian kepada perbaikan pelayanan kesehatan di kepulauan Nias.

Terkait dengan pengembangan kapasitas SDM kesehatan, William menjelaskan bahwa pada tahun 2006 BRR Perwakilan Nias telah mengirim 13 dokter untuk menempu pendidikan specialis di Universitas Gajah Mada. Selain itu 16 orang untuk pendidikan dokter dan studi S2 untuk 9 orang.

Pada tahun 2007, untuk Kabupaten Nias ini akan dikirim lagi 1 orang dokter untuk pendidikan spesialis. Pendidikan dokter umum 5 orang. Pendidikan S2 4 orang. Pendidikan S1 Keperawaran 14 orang dan diploma 3 sebanyak 4 orang.

Sedangkan untuk Kabupaten Nias Selatan pendidikan untuk 3 orang dokter spesialis dan 5 orang dokter umum. Pendidikan S2 untuk 2 orang dan diploma 3 sebanyak 16 orang.

Terima Kasih
Berbagai organisasi telah banyak membantu merevitalisasi kesehatan di Nias. Selain BRR, berbagai organisasi juga membantu pembangunan kembali berbagai gedung fasilitas kesehatan, seperti Puskesmas dan Pustu yang rusak akibat bencana gempa bumi 28 Maret 2005 telah banyak yang diperbaiki. Hal ini dimungkinkan karena kerjasama dan bantuan dari berbagai negara/lembaga donor.
“Karena itu, kegiatan penyerahan rumah sakit Gunungsitoli yang menurut rencana diadakan pada tanggal 5 September 2007 juga dimaksudkan untuk memberikan apresiasi kepada para pendonor yang telah mengulurkan tangan untuk revitalisasi kesehatan di Kepulauan Nias”, demikian ujar William.