Oleh: T. Nirarta Samadhi, Ph.D
Tahun Anggaran 2006 telah dicanangkan sebagai ’Tahun Kualitas’ yang merupakan manifestasi nyata dari visi rehabilitasi-rekonstruksi Nias yaitu ’build Nias back better’. Dalam bidang perumahan ’kualitas’ berarti pembangunan rumah rekonstruksi yang memenuhi prinsip-prinsip konstruksi tertentu yang menjamin diperolehnya bangunan perumahan yang lebih tahan terhadap gempa.
Untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip konstruksi tersebut dilaksanakan, maka salah satu hal terpenting yang harus dilakukan adalah memperkuat mekanisme pengawasan pelaksanaan konstruksi. Pada kondisi dimana lokasi proyek perumahan rekonstruksi berjumlah ribuan dan tersebar di seluruh penjuru pulau, maka partisipasi masyarakat, terutama penerima bantuan dalam pengawasan pelaksanaan konstruksi menjadi sangat penting.
Usaha untuk menguatkan partisipasi pada masyarakat dalam pengawasan pelaksanaan konstruksi dilakukan sejak minggu kedua September 2006 secara lebih intensif melalui mekanisme musyawarah desa. Dalam forum ini masyarakat mengkomunikasikan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan konstruksi dan menetapkan kesepakatan-kesepakatan dengan pihak konsultan pengawas, staf teknik lapangan PPK Satker Perumahan, kontraktor dan kepala desa tentang pelaksanaan konstruksi yang sesuai dengan kondisi lapangan namun dalam batas spesifikasi teknis yang telah ditetapkan.
Kegiatan semacam ini kemudian semakin menguatkan gagasan untuk mengarahkan pelaksanaan proyek perumahan yang lebih bertumpu kepada masyarakat. Untuk itu sejak awal Oktober 2006 mulai dipersiapkan pilot project perumahan BRR Perwakilan Nias yang bertumpu pada masyarakat. Langkah strategis yang sebelumnya telah terlebih dahulu adalah dibentuknya Kemanejeran Pengembangan Kapasitas Masyarakat. Kemanejeran ini yang antara lain bertugas mengembangkan konsep-konsep dalam pendekatan proyek perumahan bertumpu pada masyarakat semacam ini.
Ada tiga keuntungan dari pelaksanaan proyek perumahan yang bertumpu pada masyarakat. Pertama, akan ada pengawasan kualitas konstruksi yang melekat dimana penerima bantuan yang menentukan sendiri pencapaian kualitas rumah yang dihasilkan dalam kerangka teknis yang ditetapkan oleh Satker Perumahan BRR Perwakilan Nias. Kedua, terjadi pembangunan kapasitas masyarakat Nias secara lebih luas karena kegiatan konstruksi diikuti dengan kegiatan pengelolaan keuangan dan logistik oleh penerima bantuan. Ketiga, volume uang yang beredar di Kepulauan Nias akan jauh lebih besar jika dibandingkan dengan pendekatan proyek perumahan dengan kontraktor karena dipastikan keterlibatan masyarakat lokal dalam kegiatan konstruksi akan semakin besar.
T. Nirarta Samadhi, Ph.D
Kepala Perencanaan dan Pengendalian
BRR Perwakilan Nias
Tuesday, November 21, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment